inDesign Aplikasi buat Majalah (Adobe InDesign CS 5.5)

August 21, 2011 Add Comment
Download melalui Toogle 1.5 MB ukuran file asli 233944 kB : Disini Bisa juga DiSini
 Download melalui  Adobe.com inDesign CS 5.5 2.4 MB ukuran file asli 684.36MB :  Disini bisa juga DiSini









Ini tutorialnya.....





LANGKAH 1
Buka InDesign, klik menu : EDIT > PREFERENCES > UNITS & INCREMENTS.

Pada kotak dialog PREFERENCES ubah satuan HORIZONTAL & VERTICAL menjadi MILIMETER.

LANGKAH 2
Buat Document baru dengan mengklik menu : FILE > NEW > DOCUMENT
NUMBER OF PAGES : isi dengan nilai terserah Anda, yang penting kelipatan dari 4.
FACING PAGES : biarkan tercentang

PAGE SIZE : pilih custom
WIDTH : isi dengan nilai 210 mm
HEIGHT : isi dengan nilai 280 mm
ORIENTATION : pilh ikon yang berdiri (PORTRAIT)

COLUMNS
NUMBER : isi dengan nilai 3 (Berarti 3 kolom)
GUTTER : biarkan otomatis (4.233 mm)

MARGIN
TOP : isi dengan nilai 23 mm
BOTTOM : isi dengan nilai 17 mm
INSIDE : isi dengan nilai 13 mm (bila majalah ingin finishing dengan lem panas isikan dengan nilai 20 mm, itu yang biasa saya gunakan)
OUTSIDE : isi dengan nilai 13 mm

Setelah itu klik OK
Dan otomatis Anda akan berada di halaman 1

LANGKAH 3
Sebelum kita memulai membuat nama untuk majalah, kita menuju ke MASTER PAGES.
Seperti pada gambar pilih A-MASTER.


Kita akan membuat nomor halaman dari MASTER PAGES.
Klik Ikon T di toolbox sebelah kiri, lalu drag dari kiri ke kanan.
Klik Menu : TYPE > INSERT SPECIAL CHARACTER > AUTO PAGE NUMBER.
Atau tekan CTRL+SHIFT+ALT+N pada keyboard Anda


Maka otomatis akan ada huruf A, itu berarti nomor halaman sudah berhasil kita buat.
Memang nomor halaman di MASTER PAGES akan terlihat dengan huruf A, tapi jika kita beralih ke halaman layout akan terlihat angka sesuai halamannya masing-masing.
Kemudian copykan huruf A tadi ke halaman sebelahnya.

LANGKAH 4
Selanjutnya kita akan membuat garis diatas nomor halaman dengan LINE TOOL atur ketebalan sebesar 1 pt dengan warna HITAM.
Fungsinya sebagai pembatas antara berita dan nomor halaman.

Kemudian tambahkan tulisan dibawah garis menggunakan TYPE TOOL memakai font ARIAL BOLD sebesar 9 pt dengan warna HITAM juga, misalnya: Edisi 1/Tahun I/Juni 2009, dengan posisi ditengah-tengah. Itu nantinya sebagai sebuah acuan kalau saat ini majalah kita sudah sampai edisi sekian.
Kemudian copykan tulisan tadi tadi ke halaman sebelahnya seperti langkah pembuatan nomor halaman diatas.

LANGKAH 5
Masih di MASTER PAGES sekarang kita membuat KOP MAJALAH menggunakan RECTANGLE TOOL, dengan panjang 210 mm tinggi 16 mm beri warna MERAH.
Kemudian seperti diatas copykan kotak merah yang baru dibuat ke halaman sebelahnya seperti langkah pembuatan nomor halaman diatas.

Selesai sudah pekerjaan kita di bagian MASTER PAGES, kita langsung menuju ke halaman 2, karena biasanya untuk COVER MAJALAH selalu dikerjakan paling akhir setelah layout halaman sudah selesai semua.

 LANGKAH 6
Ambil berita yang akan kita layout untuk halaman 2 ini.
Klik menu: FILE > PLACE atau CTRL+D, akan tampil jendela PLACE.
Hilangkan tanda centang pada REPLACE SELECTED ITEM.

Lalu carilah berita yang akan kita layout, kemudian klik open dan lepaskan di dalam halaman.
Bisa juga dengan membuka file tersebut ke Microsoft Word kemudian dicopy ke halaman layout.
Kemudian atur berita ke kolom sebelah kiri atau kolom ke satu dari atas hingga bawah.
Kemudian klik tanda + MERAH lalu lepaskan dan klik di kolom kedua, ulangi untuk kolom ketiga.

LANGKAH 7
Sekarang kita akan membuat STYLE untuk setiap BERITA.
Gunakan TYPE TOOL lalu klik di dalam berita yang tadi sudah kita ambil.
Kemudian klik menu: EDIT > SELECT ALL atau CTRL+A, atur fontnya menggunakan TIMES NEW ROMAN dengan besar 10 pt dan leadingnya 12 pt, lalu klik menu : WINDOW > TYPE & TABLES > PARAGRAPH atau CTRL+M beri nilai 5 pada FIRST LINE LEFT INDENT dan hilangkan tanda centang pada HYPHENATE.

Berita masih dalam keadaan tersorot semua, klik menu: WINDOW > TYPE & TABLES > PARAGRAPH STYLES atau F11, klik SEGITIGA pada sebelah kanan palet PARAGRAPH STYLES, klik NEW PARAGRAPH STYLES.

STYLE NAME ganti PARAGRAPH STYLE 1 menjadi BERITA
BASED ON pilih yang NO PARAGRAPH STYLE
NEXT STYLE pilih yang SAME STYLE
Untuk pilihan lainnya biarkan saja karena sudah otomatis kita buat, lalu tekan oke.

LANGKAH 8
Selanjutnya kita akan membuat STYLE untuk JUDUL BERITA.
Gunakan TYPE TOOL ambil JUDUL BERITA dengan cara CUT lalu PASTE di atas BERITA. Kemudian sorot JUDUL BERITA tersebut, atur fontnya menggunakan IMPACT dengan besar 40 pt dan leadingnya 42 pt.

Langkah selanjutnya sama seperti membuat STYLE BERITA.
Sorot JUDUL BERITA, klik menu: WINDOW > TYPE & TABLES > PARAGRAPH STYLES atau F11, klik SEGITIGA pada sebelah kanan palet PARAGRAPH STYLES, klik NEW PARAGRAPH STYLES.

STYLE NAME ganti PARAGRAPH STYLE 1 menjadi JUDUL BERITA
BASED ON pilih yang NO PARAGRAPH STYLE
NEXT STYLE pilih yang SAME STYLE
Untuk pilihan lainnya biarkan saja karena sudah otomatis kita buat, lalu tekan oke.

LANGKAH 9
Untuk selanjutnya kita buat STYLE untuk LEAD BERITA.
LEAD BERITA biasanya akan muncul di atas BERITA atau di bawah JUDUL BERITA

Gunakan TYPE TOOL ambil BERITA yang ALINEAnya/PARAGRAPHnya paling depan atau yang pertama dengan cara CUT lalu PASTE di bawah JUDUL BERITA.
Kemudian sorot BERITA yang akan dijadikan LEAD BERITA tersebut, atur fontnya menggunakan ARIAL BOLD dengan besar 11 pt dan leadingnya 13 pt.

Langkah-langkahnya sama seperti membuat JUDUL BERITA.
Hanya saja pada STYLE NAME ganti PARAGRAPH STYLE 1 menjadi LEAD BERITA.
Dan untuk yang lainnya sama persis seperti di atas.

LANGKAH 10
Setiap MAJALAH pasti ada rubriknya, nah sekarang kita buat STYLE untuk RUBRIK BERITA.
Gunakan TYPE TOOL ambil JUDUL BERITA dengan cara COPY lalu PASTE di KOP MAJALAH yang berkotak MERAH.
Kemudian sorot JUDUL BERITA yang akan dijadikan RUBRIK BERITA tersebut, atur fontnya menggunakan IMPACT dengan besar 25 pt dan leadingnya 27 pt ganti warnanya dengan PUTIH.

Untuk membuat STYLE nya sama pengerjaannya seperti yang sudah kita lakukan.
Hanya saja pada STYLE NAME ganti PARAGRAPH STYLE 1 menjadi RUBRIK BERITA. Dan untuk yang lainnya sama persis seperti di atas.


LANGKAH 11
MAJALAH identik dengan DROP CAP, yaitu huruf besar pada awal BERITA.
Untuk membuatnya gunakan TYPE TOOL klik atau sorot huruf yang akan dijadikan DROP CAP.
Kemudian klik menu : WINDOW > TYPE & TABLES > PARAGRAPH atau CTRL+M beri nilai 3 pada DROP CAP NUMBER OF LINES dan beri nilai 1 pada DROP CAP ONE OR MORE CHARACTERS.

Ternyata DROP CAPnya masih maju kedepan seperti PARAGRAPH lainnya, untuk mengubahnya sorot DROP CAP nya lalu klik menu : WINDOW > TYPE & TABLES > PARAGRAPH atau CTRL+M beri nilai 0 pada FIRST LINE LEFT INDENT.

Untuk pembuatan STYLE dan DROP CAP sudah selesai, sekarang atur layoutnya seperti pada gambar.

Untuk Halaman 3 dan 4 Anda bisa kreasikan sendiri dengan mengikuti contoh pada halaman 2.

LANGKAH 12
Langkah selanjutnya adalah membuat COVER.
Beralih ke Halaman 1, kita buat KOP di halaman COVER menggunakan RECTANGLE TOOL, dengan panjang 210 mm tinggi 11 mm beri warna MERAH.

LANGKAH 13
Selanjutnya kita akan membuat NAMA/LOGO MAJALAH, sebagai contoh kita beri nama MAJALAH.
Klik Ikon T atau TYPE TOOL di toolbox sebelah kiri, lalu drag dari kiri ke kanan sampai garis merah (MARGIN).
Ketikkan MAJALAH, ganti fontnya dengan ARIAL BLACK dan besarkan fontnya hingga 96 pt.

LANGKAH 14
Selanjutnya buat tulisan : Edisi 1/Tahun I/Juni 2009 disebelah kiri
dan tulisan : Harga Rp. 10.000,- disebelah kanan

LANGKAH 15
Buat garis setebal 5 pt di bawah Edisi 1/Tahun I/Juni 2009 dengan warna MERAH.
Caranya klik ikon LINE TOOL yang berada di toolbox sebelah kiri, drag dari kiri ke kanan sampai ujung halaman.

LOGO MAJALAH dan variasinya sudah jadi, sekarang kita menuju tahap selanjutnya.



LANGKAH 16
Untuk langkah ini kita akan memasukkan gambar/foto untuk MAJALAH.
Klik menu : FILE > PLACE atau CTRL+D akan tampil jendela PLACE.
Hilangkan tanda centang pada REPLACE SELECTED ITEM seperti pada gambar.
Lalu pilihlah gambar yang akan di PLACE, kemudian klik open dan lepaskan di area yang kosong.
Kemudian letakkan foto yang telah di PLACE sesuai keinginan Anda.



LANGKAH 17
Untuk langkah ini kita akan membuat JUDUL untuk COVER, misalnya BANJIR MELANDA KOTA JAKARTA dengan warna KUNING dan gantilah fontnya dengan ARIAL BLACK dan besarkan fontnya hingga 43 pt dan leadingnya 44 pt.
Langkah-langkahnya, ketikkan tulisan BANJIR MELANDA KOTA JAKARTA lalu sorot tulisan tersebut, klik menu: WINDOW > SWATCHES atau F5 pastikan ikon yang bertanda T berada diatas, jika tidak yakin klik ikon T tersebut, lalu klik warna KUNING.





LANGKAH 18
Untuk mempermanis tulisan, tambahkan STROKE sebesar 1.5 pt dengan warna HITAM.
Caranya klik menu: WINDOW > SWATCHES atau F5, ini kebalikan dari SWATCHES karena yang diklik bukan ikon T tapi yang dibawahnya, setelah itu klik warna HITAM (BLACK).
Untuk mengatur tebal/tipisnya klik STROKE yang berada disamping SWATCHES lalu klik dikotak WEIGHT atau ketikkan secara manual 1.5.






LANGKAH 19
Untuk membuat font lebih hidup tambahkan DROP SHADOW.
Langkahnya klik tulisan, jangan disorot, lalu klik menu: OBJECT > DROP SHADOW atau CTRL+ALT+M atur settingnya.



Agar terlihat elegan Anda bisa tambahkan judul-judul kecil dengan mengcopy judul-judul yang berada di halaman 2,3,4.

Untuk lebih jelasnya kunjungi JagatDesain.com . Temukan berbagai tutorial InDesign disana.





http://www.jagatdesain.com/tutorial/membuat-majalah-dengan-indesign-cs-1 

SEJARAH INDUSTRI PENERBANGAN INDONESIA (part 3)

August 20, 2011 Add Comment



Kumbang
     AWAL PENDIRIAN

      Ketika upaya pendirian telah menunjukkan bentuknya ada masalah yang dihadapi oleh Pertamina yang mempengaruhi keberadaan ATTP, proyek dan program industri yaitu pesawat terbang. Tapi menyadari bahwa Divisi ATTP dan proyeknya adalah kendaraan untuk mempersiapkan Indonesia untuk 'lepas landas' untuk VI Pelita, sehingga Pemerintah memutuskan untuk melanjutkan pembentukan industri pesawat terbang dengan segala consequenses nya.

      Berdasarkan ini, dengan keutamaan Peraturan Pemerintah, Nomor 12 April 5, 1976, persiapan industri pesawat terbang dibuat. Melalui peraturan ini semua aset yang tersedia, fasilitas dan potensi yang meliputi akumulasi aset Pertamina, Divisi ATTP yang telah dipersiapkan untuk pembentukan sebuah industri pesawat terbang dengan LIPNUR aset, Indonesia Angkatan Udara, sebagai modal dasar untuk industri pesawat terbang. Ini modal dasar ini diharapkan bisa mendukung pertumbuhan industri pesawat terbang yang mampu menjawab semua tantangan.

      Pada tanggal 26 April, 1976 berdasarkan Akte Notaris No 15 di Jakarta, PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio resmi didirikan dengan BJ Dr. Habibie sebagai Presiden Direktur. Ketika fasilitas fisik industri ini selesai, pada Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan industri pesawat terbang ini.

      Pada tanggal 11 Oktober, 1985 PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dibawa ke PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN.

       Itu dari titik ini bahwa cakrawala baru tumbuhnya industri pesawat terbang modern dan lengkap di Indonesia baru saja dimulai. Dan dalam periode ini bahwa semua aspek infrastruktur, fasilitas, SDM, hukum dan peraturan, dan yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang integrately terorganisir. Sebelumnya, Pada 1960-an dan 1970-an ini tidak pernah serius memikirkan. Selain itu, industri mengembangkan teknologi progresif dan konsep transformasi industri yang ternyata memberikan hasil yang optimal dalam upaya menguasai teknologi penerbangan dalam waktu yang relatif singkat, 20 tahun.

      IPTN berpandangan bahwa alih teknologi harus dilaksanakan secara integral dan lengkap dan mencakup perlengkapan perangkat keras, perangkat lunak dan otak yang manusia adalah inti. Itu adalah manusia yang memiliki kemampuan kemauan, keras dan sudut pandang dalam ilmu pengetahuan, teori dan keahlian untuk menerapkannya dalam pekerjaan beton. Berdasarkan Nurtanio ini telah menerapkan filsafat transfer teknologi yang disebut "Mulailah di Akhir dan Akhir di Awal". Ini adalah filosofi untuk menyerap teknologi maju secara progresif dan bertahap dalam suatu proses integral dan didasarkan pada kebutuhan obyektif Indonesia. Melalui filosofi ini kemudian menguasai secara menyeluruh, bukan hanya secara material tetapi juga kemampuan dan keahlian. Filosofi ini juga disesuaikan dengan setiap perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh negara-negara lain.

      Filosofi mengajarkan bahwa di dalam pesawat terbang bangunan itu tidak selalu mulai dari komponen, tetapi langsung belajar pada akhir proses (pesawat yang sudah dibangun), kemudian mundur melalui tahap manufaktur komponen. Fase transfer teknologi dibagi menjadi:
 
 - Tahap pemanfaatan Program teknologi / Lisensi yang ada
 - Tahap Integrasi Teknologi
 - Tahap Pengembangan Teknologi, dan
 - Tahap Penelitian Dasar

      Sasaran dari fase pertama adalah penguasaan kemampuan manufaktur, dan pada saat yang sama memilah dan menentukan jenis pesawat yang memenuhi kebutuhan dalam negeri; hasil penjualan digunakan untuk mendukung kemampuan bisnis perusahaan. Ini dikenal sebagai metode manufaktur progresif. Tahap kedua bertujuan menguasai desain serta kemampuan manufaktur. Tahap ketiga adalah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan diri-desain. Dan fase keempat adalah bertujuan untuk menguasai ilmu-ilmu dasar dalam rangka mendukung pengembangan produk baru yang sangat baik. 

     PARADIGMA BARU, NAMA BARU 

      Selama 24 tahun terakhir pendiriannya, IPTN telah berhasil mampu mentransfer canggih dan teknologi penerbangan terbaru, sebagian besar dari belahan bumi Barat, untuk Indonesia. IPTN telah, terutama, menguasai dalam desain pesawat, pengembangan, dan manufaktur kecil untuk komuter daerah menengah.

      Dalam menghadapi sistem pasar global baru, Nurtanio mendefinisikan ulang dirinya sendiri untuk 'IPTN 2000' yang menekankan pada pelaksanaan baru, berorientasi bisnis, strategi untuk memenuhi situasi saat ini dengan struktur baru.

      Program restrukturisasi meliputi reorientasi bisnis, penciutan dan menyusun sumber daya manusia dengan beban kerja yang tersedia, dan kapitalisasi suara berdasarkan pasar yang lebih terfokus dan misi bisnis terkonsentrasi.

      PT. Nurtanio sekarang menjual kemampuan berlebihan dalam bidang teknik - dengan menawarkan desain untuk menguji layanan aktivitas -, manufaktur - pesawat dan non-pesawat komponen -, dan setelah layanan penjualan.

      Hanya dalam hubungan ini bahwa nama Nurtanio telah diubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia Dirgantara INDONESIA atau disingkat IAE yang resmi innaugurated oleh Presiden Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid, di Bandung pada 24 Agustus 2000.



                                                                                                   terjemahan dari : http://www.indonesian-aerospace.com/history/history.htm

lanjut halaman berikutnya : 1, 2, 3
 

SEJARAH INDUSTRI PENERBANGAN INDONESIA (part 2)

August 20, 2011 Add Comment
II. UPAYA UNTUK MEMBANGUN SEBUAH INDUSTRI PESAWAT 



Sikumbang
  
      Sejalan dengan prestasi yang sudah diperoleh dan untuk memungkinkannya untuk mengembangkan lebih cepat, berdasarkan Kepala Staf Angkatan bahasa Indonesia Keputusan No Air 488, Agustus, 1960 Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) atau Badan untuk Persiapan Industri penerbangan karena itu didirikan. Diresmikan pada 16 Desember 1961, tubuh memiliki fungsi mempersiapkan pembentukan sebuah industri penerbangan dengan kemampuan untuk mendukung kegiatan penerbangan nasional di Indonesia.

      Berkaitan dengan ini, pada tahun 1961 LAPIP menandatangani perjanjian kerjasama dengan CEKOP, sebuah industri pesawat terbang Polandia, untuk membangun industri pesawat terbang di Indonesia. Kontrak meliputi pembangunan fasilitas manufaktur pesawat terbang, pelatihan SDM dan memproduksi, di bawah lisensi, PZL-104 Wilga, yang kemudian dikenal sebagai Gelatik (beras burung). Pesawat yang serial diproduksi di 44 unit dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pertanian, transportasi ringan dan aero-club.

      Pada periode yang sama hampir 1965, melalui Keputusan Presidencial, KOPELAPIP (Komando Pelaksana Industri Pesawat Terbang) atau Command Eksekutif Penyusunan Aviation Industry dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari (Berdikari Aircraft Industry) didirikan.

      Pada bulan Maret 1966, Nurtanio meninggal saat penerbangan pengujian pesawat terbang, dan dalam rangka memperingati kontribusi yang berharga untuk negara dan bangsa, KOPELAPIP dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari kemudian digabungkan ke LIPNUR / Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio Nurtanio atau Lembaga Industri Penerbangan. Dalam LIPNUR pengembangan lebih lanjut menghasilkan pesawat latih dasar LT-200 yang disebut dan lokakarya dibangun untuk setelah-penjualan-layanan, pemeliharaan dan perbaikan & overhaul.

      Pada tahun 1962, berdasarkan dengan Keputusan Presidencial, para Teknik Penerbangan ITB (ITB Penerbangan Bagian Teknik) didirikan sebagai bagian dari Departemen Mesin yang tersedia. Oetarjo Diran dan Liem Keng Kie adalah perintis dari bagian penerbangan. Kedua tokoh di antara mereka termasuk dalam Program Beasiswa Overseas Student. Dimulai pada tahun 1958, melalui program ini, jumlah mahasiswa Indonesia dikirim ke luar negeri (Eropa dan Amerika Serikat).

      Sementara itu beberapa upaya lain dalam merintis pendirian industri pesawat terbang juga telah terus dilakukan oleh pemuda Indonesia - BJ Habibie - dari tahun 1964 sampai tahun 1970-an.

III. PENDIRIAN INDUSTRI PENERBANGAN INDONESIA

     
PERIODE Merintis
 
   



Sikumbang
      Lima faktor utama yang memimpin ke arah pendirian IPTN adalah: Ada beberapa orang Indonesia yang sejak sepanjang waktu bermimpi untuk membangun pesawat dan mendirikan sebuah industri pesawat terbang di Indonesia, beberapa orang Indonesia yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun pesawat dan industri pesawat terbang ; beberapa orang Indonesia yang, di samping menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan mereka juga berdedikasi tinggi untuk memanfaatkan keahlian mereka untuk pembentukan sebuah industri pesawat terbang, beberapa orang Indonesia yang ahli dalam pemasaran dan penjualan pesawat untuk baik nasional maupun internasional; kemauan politik dari Pemerintah yang berkuasa.

      Integrasi menyelaraskan faktor yang disebutkan di atas telah membuat industri pesawat terbang Nurtanio dengan fasilitas yang memadai.

      Itu semua dimulai dengan Bacharuddin Jusuf Habibie, pria yang lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan (Sulawesi), pada tanggal 25 Juni 1936. Dia lulus dari Teknik Aachen Belajar Tinggi, Departemen Konstruksi Pesawat, dan kemudian bekerja di MBB (Masserschmitt Bolkow Blohm), industri pesawat terbang di Jerman sejak 1965.

      Ketika ia hendak mendapatkan gelar doktornya, pada tahun 1964, ia memiliki yang kuat bersedia untuk kembali ke negaranya untuk berpartisipasi dalam program pembangunan Indonesia di bidang industri penerbangan. Tetapi manajemen KOPELAPIP menyarankan dia untuk terus mencari lebih banyak pengalaman, sambil menunggu kemungkinan membangun industri pesawat terbang. Pada tahun 1966, ketika Adam Malik, Menteri Luar Negeri Indonesia mengunjungi Jerman, ia meminta Habibie untuk berkontribusi pikirannya untuk realisasi Pembangunan Indonesia.

      Menyadari bahwa usaha pendirian industri pesawat terbang tidak akan mungkin dilakukan oleh dia sendiri, Habibie memutuskan untuk mulai merintis untuk mempersiapkan tenaga kerja terampil tinggi yang pada waktu yang ditentukan bisa setiap saat akan digunakan oleh industri pesawat terbang masa depan di Indonesia. Segera Habibie membentuk tim sukarela. Dan di awal 1970 tim dikirim ke Jerman untuk mulai bekerja dan belajar ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang penerbangan di HFB / MBB, di mana Habibie bekerja, untuk melaksanakan perencanaan awal mereka.

      Pada periode yang sama, kegiatan serupa juga dirintis oleh Pertamina (Bahasa Indonesia Oil Company) dalam kapasitasnya sebagai agen pembangunan Indonesia. Dengan kapasitas seperti Pertamina berhasil membangun Industri Krakatau Steel. Ibnu Sutowo, kemudian Dirut Pertamina memberikan kontribusi pemikirannya bahwa transfer teknologi proses dari negara maju harus dilakukan dengan konsep yang jelas dan nasional yang berorientasi.

      Pada awal Desember 1973, Ibnu Sutowo bertemu dengan Habibie di Dusseldorf, Jerman, di mana dia memberikan penjelasan yang rumit untuk Habibie tentang Pembangunan Indonesia, Pertamina dengan mimpi pendiri industri pesawat terbang di Indonesia. Hasil dari pertemuan tersebut adalah penunjukan Habibie sebagai Penasihat Pertamina Presiden, dan ia diminta untuk segera kembali ke Indonesia.

      Pada awal Januari 1974, menentukan langkah menuju pendirian industri pesawat telah diambil. Realisasi pertama adalah pembentukan sebuah divisi baru yang khusus dalam teknologi canggih dan teknologi penerbangan urusan. Dua bulan setelah pertemuan Dusseldorf, pada 26 Januari 1974 Habibie dipanggil oleh Presiden Soeharto. Pada pertemuan tersebut Habibie ditunjuk sebagai penasehat Presiden di bidang teknologi. Ini adalah hari pertama Habibie memulai misi resminya.

      Pertemuan-pertemuan ini menghasilkan kelahiran Divisi (Advanced Technology & Teknologi Penerbangan Pertamina) ATTP yang menjadi tonggak untuk pembentukan BPPT dan bagian dari IPTN.

      Pada bulan September 1974, ATTP menandatangani perjanjian dasar kerjasama lisensi dengan MBB, Jerman dan CASA, Spanyol untuk produksi helikopter BO-105 dan pesawat sayap NC-212 tetap. 


                                                                                                   terjemahan dari : http://www.indonesian-aerospace.com/history/history.htm

lanjut halaman berikutnya : 1, 2, 3

SEJARAH INDUSTRI PENERBANGAN INDONESIA

August 20, 2011 Add Comment


I. UPAYA NASIONAL BANGUNAN PESAWAT
PRA-KEMERDEKAAN INDONESIA



Kunang

       Pada Era Pemerintah Belanda, mulai dilakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan lisensi, dan evaluasi teknis dan keselamatan untuk semua pesawat udara yang dioperasikan di seluruh Indonesia. Pada tahun 1914, Test  Bagian Penerbangan  (BAGIAN Uji Terbang) didirikan di Surabaya dengan tugas untuk mempelajari kinerja pesawat penerbangan di daerah tropis. Kemudian pada tahun 1930, itu diikuti oleh pembentukan Bagian Produksi Pesawat (BAGIAN Pembuatan Pesawat Udara) yang menghasilkan pesawat Avro-AL Kanada, di mana pesawat telah dimodifikasi terbuat dari kayu lokal. Fasilitas manufaktur kemudian pindah ke Lapangan Udara Andir atau Bandar Udara Andir (sekarang Bandara Husein Sastranegara).

     Saat itu di periode ini bahwa kepentingan untuk membuat pesawat yang dikembangkan dalam lokakarya swasta.

     Pada tahun 1937, delapan tahun sebelum Kemerdekaan Indonesia, karena permintaan seorang pengusaha lokal, beberapa pemuda Indonesia, yang dipimpin oleh Tossin membuat pesawat terbang di sebuah lokakarya yang terletak di Jl. Pasirkaliki, Bandung. Mereka bernama PK pesawat. KKH. Pesawat ini pernah mengejutkan dunia penerbangan kemudian karena kemampuannya untuk terbang ke Belanda dan daratan sebaliknya Chine. Sebelum ini, sekitar tahun 1922, Indonesia bahkan telah terlibat dalam modifikasi pesawat di sebuah rumah pribadi di Jl. Cikapundung, Bandung.

     Pada tahun 1938, atas permintaan LW. Walraven dan MV. Patist - desainer PK. KKH - pesawat kecil dibangun di di bengkel di Jl. Kebon Kawung, Bandung.
 

ERA KEMERDEKAAN

      Segera setelah Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun 1945, kesempatan bagi Indonesia untuk mewujudkan impian mereka untuk membangun pesawat rencana mereka sendiri dan perlu secara luas terbuka. Sejak saat itu Indonesia mulai sangat menyadari bahwa sebagai sebuah pulau negara Indonesia selalu akan membutuhkan sarana transportasi udara untuk kelancaran berjalan dari pemerintah, pembangunan ekonomi dan pertahanan nasional.

     Pada tahun 1946, Biro Perencanaan & Konstruksi didirikan pada TRI-Udara atau Angkatan Udara Indonesia (sekarang disebut TNI-AU). Wiweko Supono disponsori oleh, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan Sumarsono, sebuah workshop khusus didirikan di Magetan, dekat Madiun, Jawa Timur. Dari bahan-bahan sederhana sejumlah Zogling, NWG-1 lampu pesawat (pesawat layang) dibuat. Pembuatan pesawat ini juga terlibat Tossin, didukung oleh Ahmad, cs. Enam jumlahnya, pesawat itu digunakan untuk mengembangkan kepentingan penerbangan antara Indonesia dan pada saat yang sama memperkenalkan dunia penerbangan untuk calon pilot yang dipersiapkan untuk mengikuti pelatihan penerbangan di India.

Kemudian pada 1948 mereka berhasil membuat mesin pesawat pertama, didukung oleh mesin Harley Davidson, yang disebut WEL-X. Wiweko Supono Dirancang oleh pesawat itu kemudian dikenal sebagai RI-X.

     Era ini ditandai dengan munculnya sejumlah klub aeromodelling yang menyebabkan kelahiran pelopor teknologi penerbangan kita yang disebut Nurtanio Pringgoadisuryo.

     Tapi mereka harus berhenti kegiatan karena komunis Pemberontakan Madiun dan agresi Belanda.

     Dalam periode ini aktivitas penerbangan terutama dilakukan sebagai bagian dari revolusi fisik untuk kemerdekaan nasional. Di sini tersedia pesawat yang dimodifikasi untuk misi tempur. Agustinus Adisutjipto adalah tokoh yang paling luar biasa dalam periode ini, yang dirancang dan diuji penerbangan-pesawat serta terbang dalam pertempuran udara yang sebenarnya. Dia memodifikasi pesawat Cureng ke tanah-serangan versi.

     Setelah era kerja Belanda telah berakhir kegiatan yang disebutkan di atas kemudian dilanjutkan di Bandung sebuah lapangan terbang Andir - kemudian dikenal sebagai Bandar Udara Husein Sastranegara. Pada tahun 1953 kegiatan itu dilembagakan menjadi Seksi Percobaan (Bagian Percobaan). Diawaki oleh 15 anggota, Seksi Percobaan berada di bawah pengawasan Komando Depot Perawatan Teknik Udara, dipimpin oleh Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo.

     Berdasarkan desain Nurtanio, pada bulan Agustus 1, 1954 bagian berhasil menerbangkan prototipe 'Si Kumbang ", semua-logam, tunggal duduk pesawat. Itu dibuat dalam tiga unit.

     Pada April, 24 1957, oleh kebajikan Kepala Staf Angkatan Udara Keputusan Indonesia Nomor 68, Seksi Percobaan ditingkatkan menjadi organisasi yang lebih besar yang disebut Sub Depot Penyelidikan, Percobaan & Pembuatan.

     Pada tahun berikutnya, 1958, prototipe dari pelatih dasar "belalang 89" berhasil diterbangkan. Sebagai produksi serial pesawat disebut belalang 90 dan itu dibuat dalam 5 unit, dan mereka dimanfaatkan kandidat kereta percontohan atas di Akademi Angkatan Udara & Angkatan Darat Pusat Penerbangan (Akademi Angkatan Udara & Pusat Penerbangan Angkatan Darat) Pada tahun yang sama, pesawat olahraga "Kunang 25" diterbangkan. Filosofi dari pesawat ini adalah untuk memotivasi generasi muda Indonesia yang tertarik di bidang pembuatan pesawat.

     Untuk meningkatkan latar belakang penerbangan mereka, selama periode tahun 1960 - 1964, Nurtanio dan tiga colleauge lainnya dikirim ke Timur Jauh Transportasi Udara Incorporated (FEATI) Filipina, salah satu universitas penerbangan pertama di Asia. Setelah menyelesaikan studi mereka, mereka kembali ke Bandung untuk bekerja LAPIP.


                                                                                                   terjemahan dari : http://www.indonesian-aerospace.com/history/history.htm

lanjut halaman berikutnya : 1, 2, 3

Pesawat Pertama yang Pernah Dirilis

August 19, 2011 Add Comment
Pesawat Supersonic pertama milik Rusia  
 
Yak-14
1 (NATO memberi nama "Freestyle") adalah pesawat supersonik pertama di Rusia dan kedua di dunia (setelah Jerman " EWR VJ 101 ") pesawat supersonik ini bisa take-off dan mendarat secara vertikal (VTOL) . Untuk waktu yang sangat lama pesawat ini hanya menjadi pesawat dengan fitur2 nya (sekarang Amerika Serikat memiliki F-35). Pesawat ini dirancang untuk pencegatan target udara, pertempuran jarak dekat dan adanya target di darat. Pesawat tempur ini bisa lepas landas dari pelarian dengan ukuran jalur lepaslandas yang sangat kecil ataupun di kapal.

Primary Function : Carrier Based Interceptor
Contractor : Yakovlev
crew : one
Length : 60 ft 2 in
Wingspan : 33 ft 1.5 in (spread) - 19 ft 4 in (folded)
Height :16 ft 4 in
Speed : 1148.4 mph (Mach 1.8)
Ceiling : 49,000 ft
Range : 1306.8 mi
Hanya 4 prototipe dari Yak-141 di buat. Dua dari mereka berhasil melakukan beberapa penerbangan, sementara dua lainnya menghabiskan sebagian besar hidup mereka di darat yg di uji secara statistik. Tes pertama dalam posisi tergantung diadakan pada bulan Desember 1989. Dan Tes untuk melihat take-off dan landing dengan jarak yg pendek diuji pada bulan Juli tahun berikutnya. 
Pesawat VTOL tidak baru dalam dunia penerbangan pada saat itu, Pesawat Inggris Harrier telah beroperasi selama beberapa dekade. Rusia telah melakukan berbagai modifikasi Yak-38 sejak tahun 60an. Kualitas manuver pesawat VTOL sangat membantu Angkatan Laut Inggris di berjuang untuk Falklands. 
Ironisnya, penerbangan terakhir dari Yak-141 diadakan pada demonstrasi pertamanya di luar negeri. Lalu seluruh dunia penerbangan benar-benar terkejut dengan kemampuan luar biasa tersebut. Namun, tak ada yang tahu pada saat itu bahwa semua kinerja yg d lakukan itu diselenggarakan oleh sponsor karna pemerintah telah menghentikan pembiayaan program ini. 












1. TUPOLEV TU-144


   Pesawat yang mirip dengan Concorde ini adalah pesawat supersonic pertama yang dibuat Rusia yang mencapai kecepatan 2 Mach (2 kali kecepatan suara), pesawat yg dijuluki "Concordski" ini begitu cepat namun selalu tertimpa kesialan yg bertubi-tubi, 3 pesawat jatuh  dan salah satunya jatuh ketika beraksi di Paris Air Show 1973 yg disaksikan beribu pasang mata. Suatu kecelakaan yg dramatis sehingga pesawat ini akhirnya hanya dijadikan sebagai pesawat pengantar surat oleh pemerintah Rusia, pada tahun 1985 pesawat ini berhenti mengudara.
2. B.O.A.C. de Havilland Comet


   COMET merupakan pesawat jet komersial Inggris pertama sekaligus merupakan kebanggan inggris ketika mengudara pertama kalinya pada tahun 1949, tapi sekarang hanya dikenang sebagai pesawat yang sangat tidak aman untuk terbang, dari 114 yang diproduksi 13 diantaranya jatuh karena cacat produksi karena salah satu material logam dari pesawat itu mudah rusak.


3. H-4 Hercules


   The “Spruce Goose” begitu pesawat ini dijuluki adalah pesawat paling pintar sekaligus paling besar namun juga merupakan pesawat paling mubadzir yang pernah dimiliki pemerintah Amerika. Dengan rentangan sayap yang panjangnya 319 feet atau sekitar 97 meter pesawat ini rencananya akan dipakai untuk perang dunia II, namun setelah perang dunia II berakhir pesawat ini belum selesai dibuat, setelah selesai diproduksi pesawat ini hanya pernah terbang 1 kali saja.


4. LWS-4 Zubr



   Zubr merupakan pesawat yang buruk sekaligus tak bermanfaat, selain tidak nyaman ketika terbang juga bisa hancur tanpa peringatan ketika menerima tekanan udara yang tinggi, tak hanya itu pesawat ini tidak mampu terbang ketika dimuati hanya beberapa dus rokok saja.
Pesawat ini pernah terbang beberapa kali ketika perang dunia II namun tidak pernah terlibat dalam pertempuran.


5. Christmas Bullet



   Nama yang bagus, namun pesawat yang buruk, Dr. William Christmas melupakan 1 hal ketika mendesain pesawat ini, dia tidak tahu kalau sayap pesawat model ini butuh penopang alhasil ketika terbang perdana pada tahun 1918 sayap pesawat ini hancur berantakan dan jatuh.


6. Beechcraft Starship


   Dengan konstruksi carbon-composite, desain yang unik dan mesin turbo dibelakang, Starship merupakan suatu terobosan baru namun pesawat ini terlalu lamban, sukar untuk diterbangkan dan sulit untuk di pelihara. Pesawat ini mengudara pada tahun 1989 tetapi hanya laku beberapa unit saja dari 53 buah yang dibuat.



7. Hiller VZ-1


   Hiller VZ-1 tampak bagus diatas kertas namun tampak jelek diudara. Idenya sederhana saja, sebuah kipas berputar dan putaran itu menghasilkan dorongan keatas, sementara sang pilot mengendalikan pesawat sambil berdiri. Departemen pertahanan Amerika jatuh cinta dengan model pesawat ini tetapi ketika diterbangkan diatas kecepatan 16 Mil/jam pesawat ini sulit dikendalikan bergerak kesana-kemari akhirnya project ini dihentikan pada tahun 1950an.



8. A-12 Avenger II


   Pesawat project-nya Departemen pertahanan Amerika ini memakan biaya yang begitu besar dan boros, juga merupakan project paling memalukan di era 1980an karena sistem radar yang menggunakan bahan composite ini sering tidak berfungsi. Riset untuk memperbaiki kekurangan ini hanya menjadikan biaya pembuatan pesawat ini melambung tinggi menjadi $165 Juta/unit (sekitar RP. 1,5 Triliun) akhirnya project ini dihentikan oleh Menteri pertahanan Amerika pada tahun 1991.



9. Royal Aircraft B.E.2


   Dengan mesin yang seperti kurang darah, miskin kemampuan manuver dan posisi senapan yang menghalangi pilot. Pasukan Jerman dengan mudah menembak jatuh pesawat-pesawat ini dalam pertempuran perang dunia I.



10. Boeing XB 15


   XB 15 merupakan pesawat terbesar yang pernah dibuat Amerika selain H-4 Hercules, pembom ukuran raksasa ini bahkan ada kamar tidur untuk kru di bagian sayapnya. Ketika diuji coba pada tahun 1937 pesawat ini tidak mampu terbang lama dan hanya mampu melaju dalam kecepatan 200 mil/jam, angkatan udara Amerika menghentikan project ini, selanjutnya pesawat ini dimodifikasi dan hanya dijadikan pesawat kargo dengan nama Boeing XB.


pesawat indonesia