Bahasa Sebagai Komunikasi

June 20, 2012
Definisi


Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).

Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.

Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey (1986:12).

Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

 Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.

Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.

Sementara Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.

Pendapat terakhir dari makalah singkat tentang bahasa ini diutarakan oleh Soejono (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.



Dari beberapa untaian definisi bahasa diatas dapat kita mengambil kesimpulan bahwa "bahasa ialah salah satu budaya yang memiliki sifat khas yang digunakan untuk berkomunikasi."


Kemampuan mental, organ atau insting

Salah satu definisi melihat bahasa pada pokoknya sebagai kemampuan mental yang membuat manusia dapat menggunakan perilaku linguistik: untuk belajar bahasa dan menghasilkan dan memahami penyebutan. Definisi ini menekankan keuniversalan bahasa untuk semua manusia dan dasar biologis dari kapasitas manusia terhadap bahasa sebagai perkembangan yang unik dari otak manusia. Pandangan ini memahami bahasa secara garis besar bawaan lahir, sebagai contoh dalam teori Chomsky mengenai Tata bahasa universal, dan teori ekstrim lahiriah dari Jerry Fodor . Definisi semacam ini sering diaplikasikan oleh orang yang mempelajari bahasa lewat kerangka ilmu kognitif dan dalam neurolinguistik.

Sistem simbolik formal


Definisi lain melihat bahasa sebagai sebuah sistem formal dari isyarat-isyarat yang diatur oleh aturan-aturan kombinasi tata-bahasa untuk mengkomunikasikan suatu makna. Definisi ini menekankan fakta bahwa bahasa manusia dapat dijelaskan sebagai sistem terstruktur tertutup yang terdiri dari aturan-aturan yang menghubungkan isyarat tertentu terhadap makna tertentu. Pandangan strukturalis terhadap bahasa pertama kali diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure, dan strukturalisme-nya tetap menjadi fondasi terhadap hampir semua pendekatan terhadap bahasa pada masa sekarang. Beberapa pendukung pandangan bahasa ini telah menyarankan sebuah pendekatan formal untuk mempelajari struktur bahasa, khususnya formulasi dasar dari aturan-aturan abstrak yang dapat dipahami untuk menghasilkan struktur linguistik yang dapat diobservasi. Pendukung utama dari teori tersebut yaitu Noam Chomsky, yang mendefinisikan bahasa sebagai sebuah kumpulan kalimat yang dapat dihasilkan dari sekumpulan aturan tertentu. Sudut pandang strukturalis biasanya digunakan dalam logika formal, semiotik, dan dalam teori tata-bahasa formal dan struktural, kerangka teoritikal yang banyak digunakan dalam penjelasan linguistik. Dalam filsafat bahasa pandangan ini berhubungan dengan filsuf seperti Bertrand Russell, Wittgenstein muda, Alfred Tarski dan Gottlob Frege.

Alat untuk komunikasi

Definisi lain dari bahasa adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bekerja sama. Definisi ini menekankan fungsi sosial dari bahasa dan fakta bahwa manusia menggunakannya untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan untuk memanipulasi objek dalam lingkungannya. Teori fungsional dari tata bahasa menjelaskan struktur tata-bahasa lewat fungsi komunikatifnya, dan memahami struktur tata-bahasa dari bahasa sebagai hasil dari proses adaptif dimana tata-bahasa telah "disesuaikan" untuk melayani kebutuhan komunikatif penggunanya. Pandangan bahasa ini berhubungan dengan kajian bahasa dalam kerangka pragmatis, kognitif, dan kerangka interaksional, serta dalam sosial-linguistik dan antropologi linguistik. Para teori fungsionalis condong mempelajari tata-bahasa sebagai sebuah fenomena dinamis, sebagai suatu struktur yang selalu dalam proses perubahan saat mereka digunakan oleh para pembicaranya. Pandangan ini menyebabkan kajian tipologi linguistik menjadi penting, karena ia dapat memperlihatkan bahwa proses-proses dari gramatikalisasi condong mengikuti lintasan yang secara terpisah bergantung pada tipologi. Dalam filsafat bahasa pandangan ini sering dikaitkan dengan karya terakhir Wittgenstein dan dengan filsuf bahasa umum seperti G. E. Moore, Paul Grice, John Searle dan J. L. Austin.

Bahasa ialah sesuatu yang unik


Bahasa manusia unik bila dibandingkan dengan bentuk lain komunikasi, seperti yang digunakan oleh hewan, karena ia membolehkan manusia untuk menghasilkan penyebutan yang tak terbatas dari sekumpulan elemen yang terbatas,  dan karena simbol dan aturan tata-bahasa dari setiap bahasa secara kebanyakan sering berubah-ubah, sehingga sistem hanya dapat diperoleh melalui interaksi sosial. Sistem komunikasi yang digunakan hewan, di sisi lain, hanya dapat mengekspresikan sejumlah penyebutan terbatas yang umumnya ditransmisikan secara genetik. 

Bahasa manusia juga berbeda dari sistem komunikasi hewan di mana mereka menggunakan kategori tata-bahasa dan semantik seperti kata benda dan kata kerja, atau saat sekarang atau masa lalu, untuk mengekspresikan arti yang sangat kompleks.  Bahasa manusia juga unik karena kompleksitas strukturnya melayani seluas mungkin fungsi dibandingkan sistem komunikasi lainnya.

Bahasa juga unik karena ia memiliki properti penting yang mengatur elemen-elemen menjadi struktur-struktur rekursif; hal ini membolehkan, sebagai contohnya, frasa kata benda mengandung frasa kata benda lainnya (seperti pada "bibir simpanse") atau suatu klausa mengandung klausa (seperti pada "Saya kira sekarang hujan").



asal usul bahasa



Teori tentang asal mula bahasa dapat dibagi berdasarkan asumsi dasarnya. Beberapa teori berdasarkan ide bahwa bahasa sangat kompleks sehingga tidak dapat dibayangkan ia timbul dari ketiadaan sehingga menjadi seperti sekarang, tapi ia pastilah berkembang dari sistem pra-linguistik bersama dengan nenek moyang pra-manusia. Teori ini dapat disebut dengan teori berdasarkan keberlanjutan. Sudut pandang berlawanan yaitu bahwa bahasa adalah ciri unik manusia yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang ada di selain-manusia dan oleh sebab itu ia pastilah muncul mendadak pada saat transisi dari pra-hominid ke awal manusia. Teori ini dapat didefinisikan sebagai berbasis ketidakberlanjutan. Demikian juga beberapa teori melihat bahasa sebagai kemampuan lahir yang secara garis besar dikodekan dalam genetik, sementara yang lain melihatnya sebagai sistem yang besar secara kultur, yang dipelajari lewat interaksi sosial.  Satu-satunya lawan yang menonjol dari teori ketidakberlanjutan dari asal mula bahasa manusia adalah Noam Chomsky. Chomsky menyatakan bahwa 'Beberapa mutasi acak terjadi, mungkin setelah hujan sinar kosmik yang tak dikenal, dan ia menyusun ulang otak, menanam organ bahasa di dalam otak primata'. Walaupun memperingatkan supaya tidak menganggap kisah tersebut secara benar-benar, Chomsky bersikeras bahwa 'Ia mungkin lebih dekat pada kenyataan daripada dongeng-dongeng lainnya yang mengatakan tentang proses secara evolusi, termasuk bahasa'.  Teori berbasis keberlanjutan sekarang dipegang oleh kebanyakan ilmuwan, tetapi mereka beragam dalam melihat perkembangannya.Bagi mereka yang melihat bahasa umumnya bawaan lahir, contohnya Steven Pinker, menganggapnya mendahului kesadaran binatang, sebaliknya mereka yang melihat bahasa sebagai alat komunikasi sosial yang dipelajari, seperti Michael Tomasello melihatnya berkembang dari komunikasi binatang, baik itu gestur primata atau komunikasi vokal. Model berbasis keberlanjutan lainnya melihat bahasa berkembang dari musik. 

Karena timbulnya bahasa berada sebelum prasejarah manusia, perkembangan yang berkaitan tidak meninggalkan jejak sejarah dan tidak ada proses perbandingan yang dapat diobservasi pada saat sekarang. Teori yang menekankan keberlanjutan sering melihat pada binatang untuk melihat jika, misalnya, primata memperlihatkan ciri-ciri yang dapat dilihat sebagai analogi terhadap bentuk bahasa dari pra-manusia. Secara alternatif fosil awal manusia dapat diinspeksi untuk melihat jejak-jejak adaptasi fisik dari penggunaan bahasa atau bentuk jejak-jejak pra-linguistik dari perilaku simbolik.

Secara umum tak terbantahkan bahwa pra-manusia australopithecine tidak memiliki sistem komunikasi yang secara signifikan berbeda dengan yang ditemukan pada kera besar secara umum,[rujukan?] tetapi para ahli memiliki opini yang berbeda-beda terhadap perkembangan sejak munculnya Homo sekitar 2,5 juta tahun yang lalu. Beberapa ahli mengasumsikan perkembangan sistem mirip-bahasa primitif (proto-bahasa) sama awalnya dengan Homo habilis, sementara ahli lainnya menempatkan perkembangan komunikasi simbol primitif hanya dengan Homo erectus (1,8 juta tahun yang lalu) atau Homo heidelbergensis (0,6 juta tahun yang lalu) dan perkembangan bahasa pada Homo sapiens kurang dari 100.000 tahun lalu.

Analisis linguistik, yang digunakan oleh Johanna Nichols, seorang linguis dari University of California, Berkeley, untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk sampai pada persebaran dan keberagaman seperti bahasa modern sekarang, mengindikasikan bahwa bahasa vokal timbul sekitar 100.000 tahun lalu. 

Bahasa alami

Bahasa manusia biasanya disebut dengan bahasa alami, dan ilmu yang mengkajinya jatuh pada bidang linguistik. Progres umum dari bahasa alami adalah mereka dianggap pertamanya diucapkan dan kemudian ditulis, dan pemahaman dan penjelasan dari tatabahasa mereka adalah diusahakan kemudian.

Bahasa itu hidup, mati, berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, dan berubah seiring dengan waktu. Setiap bahasa yang berhenti berubah atau berkembang dikategorikan sebagai bahasa mati. Kebalikannya, setiap bahasa yang selalu dalam keadaan berubahan diketahui sebagai bahasa hidup atau bahasa modern.

Membuat sebuah perbedaan yang berprinsip antara satu bahasa dan lainnya terkadang hampir tidak mungkin. Misalnya, ada beberapa dialek bahasa Jerman yang mirip dengan dialek bahasa Belanda. Transisi antara bahasa dalam bahasa keluarga yang sama terkadang bertingkat-tingkat (lihat rangkaian dialek).

Beberapa condong membuat persamaan dengan biologi, dimana tidak mungkin membuat perbedaan yang jelas antara satu spesies dengan spesies yang lain. Dalam setiap kasus, kesulitan tertinggi mungkin berada pada interaksi antara bahasa dan populasi. (Lihat Dialek atau August Schleicher untuk diskusi lebih panjang.)

Konsep dari Ausbausprache, Abstandsprache and Dachsprache digunakan untuk membuat pembedaan lebih halus tentang tingkat perbedaan antara bahasa atau dialek.

Bahasa isyarat adalah sebuah bahasa yang, bukannya disampaikan menggunakan pola suara secara akustik, menggunakan pola isyarat yang dikirim secara visual (komunikasi manual, bahasa tubuh) untuk menyampaikan makna -- secara simultan menggabungkan pola tangan, orientasi dan pergerakan tangan, lengan atau tubuh, dan ekpresi wajah untuk mengekspresikan pikiran pembicara secara lancar. Ratusan bahasa isyarat digunakan diseluruh dunia dan sebagai inti dari kultur Tuli lokal.



Fungsi Bahasa


Merunut beberapa ahli bahasa berfungsi sebagai:
Kontekstual (situasi)
Referensial (pesan)
Emotif (penutur)
Konatif/direktif ( Mitra tutur)
Fatis (jalur)
Puitis (bentuk pesan)
Metalinguistik (aspek bahasa)
Simbolik
Emoti
Afektif
Fungsi ekspresif
Fungsi informatif
Fungsi Vokatif
Fungsi estetik
Fungsi Fatis
Fungsi metalingual

Fungsi instrumental
Fungsi regulatoris
Fungsi interaksional
Fungsi personal
Fungsi heuristik
Fungsi imajinatif
Fungsi representasional

Sebagai pemersatu
Sebagai pemberi kekhasan
Sebagai pembawa kewibawaan
Sebagai kerangka acuan


"Yang ingin kami tekankan pada artikel ini adalah penggunaan bahasa indonesia di kancah internasional. Bahasa Inggris memang terlanjur menjadi bahasa internasional namun tidak ada salahnya kita sebagai orang Indonesia Mengindonesiakan Dunia."




source: http://wismasastra.wordpress.com/, wikipedia.com, internet, dkk.
Previous
Next Post »
0 Komentar