Wavelet adalah gelombang mini
yang memiliki komponen amplitudo, frekuensi, fasa, dan panjang gelombang. Wavelet
merepresentasikan satu reflektor gelombang yang terekam oleh satu gephone. Berdasarkan
fasenya wavelet dibedakan menjadi tiga, yaitu; wavelet fase minimum, fase
maksimum, dan wavelet fase nol (Liner, 2004). Wavelet Wavelet fase nol lebih
sering digunakan karena dapat meningkatkan resolusi dan memudahkan dalam
interpretasi.
Pada gambar 2.3 merupakan ilustrasi bentuk wavelet normal
eropa fase nol. Wavelet fase minimum memiliki energi yang terkonsentrasi pada onset. Wavelet fase maksimum memiliki
energi yang terkonsentrasi pada akhir gelombang. Sedangkan wavelet fase nol energinya
terkonsentrasi pada peak gelombang.
Polaritas dari wavelet menurut konvensi Eropa adalah sinyal seismik positif
akan menghasilkan tekanan akustik positif. Artinya pada bidang batas refleksi
dengan AI2 lebih besar dari AI akan menghasilkan puncak (peak).
Estimasi Wavelet
Pemilihan wavelet merupakan
kunci dari mtode seismik inversi. Kesuksesan pemrosesan wavelet dapat dilihat
dari hasil seismogram sintetik dengan tras seismik pada posisi yang sama (Sukmono
dan Agus, 2001). Estimasi wavelet dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
ekstraksi dan persamaan ricker.
Menurut Hampson dan Russel
(1988) metode ekstraksi wavelet dapat dilakukan secara statistikal pada data
seismik ataupun dengan menggunakan data sumur (use well). Ekstraksi statistikal menggunakan tras seismik sebagai
input. Parameter yang harus ditentukan pada estimasi statistikal ialah fase
wavelet dan panjang taper yang
diharapkan. Dengan menggunakan fungsi FFT maka didapatkan spectrum frekuensi
dan didapatkan wavelet dominan. Ekstraksi dengan meggunakan sumur ialah dengan
memanfaatkan log densitas dan log sonik. Sehingga didapatkan deret
reflektivitas. Dengan menggunakan persamaan dekonvolusi antara tras dengan
reflektivitas didapatkan model wavelet yang diinginkan.
Estimasi wavelet juga dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan yang ditemukan oleh Ricker. Persamaan
ini menghasilkan wavelet dengan bentuk satu puncak (peak) dan dua side lobes.
Wavelet ricker sangat tergantung pada frekuensi dominan (Sukmono dan Agus,
2001).
Polaritas dan Fase
Polaritas merupakan suatu konvensi rekaman dan penampang
dari data seismik. Polaritas merepresentasikan energi dan arah wiggle. SEG (Society Exploration of Geophysics) mendefinisikan polaritas normal
sebagai berikut:
a.Sinyal
seismik positif akan menghasilkan tekanan akustik positif pada hidropon di air
atau pergerakan awal ke atas pada geopon.
b. Sinyal
seismik yang negatifakan terekam sebagai nilai negatif pada tape, defleksi negatif pada monitor dan trough pada penampang seismik.
Polaritas mempunyai peranan sangat kritis dalam interpretasi
dan oleh karenanya harus dipahami pada awal interpretasi. Polaritas dapat
ditentukan dari :
1.
Keterangan penampang seismik
2.
Menghitung jenis polaritas untuk batas impedansi akustik yang sudah diketahui pasti.
3.
Membandingkan data seismik dengan data sumur pada saat pengikatan data seismik
dan sumur.
Gelombang seismik yang ditampilkan dalam rekaman seismik
dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu fase minimum dan fase nol.
Dibandingkan dengan fase minimum, fase nol mempunyai beberapa kelebihan:
a.Untuk
spektrum amplitudo yang sama, sinyal fase nol akan selalu lebih pendek dan
beramplitudo lebih besar daripada fase minimum, sehingga rasio signal to noise juga akan lebih besar.
Daftar Pustaka:
Liner,
C. L. 2004. Elements of 3d Seismology.
SEG. USA
Sukmono, Sigit,
dan Agus Abdullah. 2001. Karakterisasi
Reservoir. ITB press. Bandung.
Russell, Brian H. 1988. Introdustion
to Seismik Inversion Methods. SEG. USA.
0 Komentar