Wavelet

December 19, 2017
Wavelet adalah gelombang mini yang memiliki komponen amplitudo, frekuensi, fasa, dan panjang gelombang. Wavelet merepresentasikan satu reflektor gelombang yang terekam oleh satu gephone. Berdasarkan fasenya wavelet dibedakan menjadi tiga, yaitu; wavelet fase minimum, fase maksimum, dan wavelet fase nol (Liner, 2004). Wavelet Wavelet fase nol lebih sering digunakan karena dapat meningkatkan resolusi dan memudahkan dalam interpretasi.

Pada gambar 2.3 merupakan ilustrasi bentuk wavelet normal eropa fase nol. Wavelet fase minimum memiliki energi yang terkonsentrasi pada onset. Wavelet fase maksimum memiliki energi yang terkonsentrasi pada akhir gelombang. Sedangkan wavelet fase nol energinya terkonsentrasi pada peak gelombang. Polaritas dari wavelet menurut konvensi Eropa adalah sinyal seismik positif akan menghasilkan tekanan akustik positif. Artinya pada bidang batas refleksi dengan AI2 lebih besar dari AI akan menghasilkan puncak (peak).

Estimasi Wavelet

Pemilihan wavelet merupakan kunci dari mtode seismik inversi. Kesuksesan pemrosesan wavelet dapat dilihat dari hasil seismogram sintetik dengan tras seismik pada posisi yang sama (Sukmono dan Agus, 2001). Estimasi wavelet dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu: ekstraksi dan persamaan ricker.
Menurut Hampson dan Russel (1988) metode ekstraksi wavelet dapat dilakukan secara statistikal pada data seismik ataupun dengan menggunakan data sumur (use well). Ekstraksi statistikal menggunakan tras seismik sebagai input. Parameter yang harus ditentukan pada estimasi statistikal ialah fase wavelet dan panjang taper yang diharapkan. Dengan menggunakan fungsi FFT maka didapatkan spectrum frekuensi dan didapatkan wavelet dominan. Ekstraksi dengan meggunakan sumur ialah dengan memanfaatkan log densitas dan log sonik. Sehingga didapatkan deret reflektivitas. Dengan menggunakan persamaan dekonvolusi antara tras dengan reflektivitas didapatkan model wavelet yang diinginkan.
Estimasi wavelet juga dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan yang ditemukan oleh Ricker. Persamaan ini menghasilkan wavelet dengan bentuk satu puncak (peak) dan dua side lobes. Wavelet ricker sangat tergantung pada frekuensi dominan (Sukmono dan Agus, 2001).

Polaritas dan Fase

Polaritas merupakan suatu konvensi rekaman dan penampang dari data seismik. Polaritas merepresentasikan energi dan arah wiggle. SEG (Society Exploration of Geophysics) mendefinisikan polaritas normal sebagai berikut:
a.Sinyal seismik positif akan menghasilkan tekanan akustik positif pada hidropon di air atau pergerakan awal ke atas pada geopon.
b. Sinyal seismik yang negatifakan terekam sebagai nilai negatif pada tape, defleksi negatif pada monitor dan trough pada penampang seismik.

Polaritas mempunyai peranan sangat kritis dalam interpretasi dan oleh karenanya harus dipahami pada awal interpretasi. Polaritas dapat ditentukan dari :
1. Keterangan penampang seismik
2. Menghitung jenis polaritas untuk batas impedansi akustik yang sudah diketahui pasti.
3. Membandingkan data seismik dengan data sumur pada saat pengikatan data seismik dan sumur.

Gelombang seismik yang ditampilkan dalam rekaman seismik dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu fase minimum dan fase nol. Dibandingkan dengan fase minimum, fase nol mempunyai beberapa kelebihan:

a.Untuk spektrum amplitudo yang sama, sinyal fase nol akan selalu lebih pendek dan beramplitudo lebih besar daripada fase minimum, sehingga rasio signal to noise juga akan lebih besar.
b. Amplitudo maksimum sinyal, fase nol umumnya akan selalu berimpit dengan puncak refleksi, sedangkan pada kasus fase minimum amplitudo maksimum tersebut terjadi setelah puncak refleksi terkait.



Daftar Pustaka:
Liner, C. L. 2004. Elements of 3d Seismology. SEG. USA
Sukmono, Sigit, dan Agus Abdullah. 2001. Karakterisasi Reservoir. ITB press. Bandung.
Russell, Brian H. 1988. Introdustion to Seismik Inversion Methods. SEG. USA.

Previous
Next Post »
0 Komentar