Metode beda hingga merupakan metode
numerik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah teknis dan matematis dari
suatu gejala fisis. Secara umum metode beda hingga adalah metode yang mudah
digunakan dalam penyelesaian gejala fisis yang mempunyai bentuk geometri yang
teratur, seperti interval dalam satu dimensi, domain kotak dalam dua dimensi,
dan kubik dalam ruang tiga dimensi (Li, 2010).
Pendekatan
numerik dengan finite difference method atau
metode beda hingga menggunakan pendekatan aljabar beda hasil bagi yang
diturunkan dari deret Taylor (Atkinson, 1978) seperti pada persamaan (2.15) berikut ini:
Berdasarkan deret
Taylor tersebut akan menghasilkan beberapa pendekatan, antara lain:
a. Pendekatan
Beda Maju ( Forward Difference)
Berdasarkan
deret Taylor, apabila diberikan fungsi f(t)
dengan f(t+∆t) maka ekspansinya
dapat dituliskan dalam persamaan (2.15), (2.16) dan (2.17) berikut:
Jika suku yang memuat faktor (delta t) dijumlahkan dan dinotasikan dengan O (delta t), maka fungsi dapat ditulis:
Jika suku yang memuat faktor (delta t) dijumlahkan dan dinotasikan dengan O (delta t), maka fungsi
b.
Pendekatan Beda Mundur (Backward
Difference)
Berdasarkan deret Taylor, apabila diberikan fungsi f(t) dengan f(t-∆t) maka ekspansinya dapat dituliskan dalam persamaan (2.18), (2.19) dan (2.20) berikut:
Berdasarkan deret Taylor, apabila diberikan fungsi f(t) dengan f(t-∆t) maka ekspansinya dapat dituliskan dalam persamaan (2.18), (2.19) dan (2.20) berikut:
Penyelesaian diperoleh:
Jika suku yang memuat faktor (delta t) dijumlahkan dan dinotasikan dengan O (delta t) , maka
dapat ditulis
Persamaan tersebut merupakan pendekatan parsial orde pertama dari fungsi f terhadap t.
Jika suku yang memuat faktor (delta t) dijumlahkan dan dinotasikan dengan O (delta t)
Persamaan tersebut merupakan pendekatan parsial orde pertama dari fungsi f terhadap t.
c. Pendekatan
Beda Tengah (Central Difference)
Pendekatan beda tengah diperoleh dengan
mengurangkan persamaan (2.16) dengan
persamaan (2.19), maka akan diperoleh persamaan (2.22) berikut:
Persamaan tersebut merupakan pendekatan parsial orde pertama dari fungsi f terhadap t.
Pendekatan
beda tengah untuk turunan kedua menggabungkan solusi dari pendekatan beda maju
dan beda mundur. Hasil dari penggabungan tersebut dapat dilihat pada persamaan
(2.25), (2.26), (2.27) dan (2.28) berikut:
Persamaan diatas menjadi dasar untuk beberapa program komputer, program tersebut antara lain COM624, Lateral Foundation, serta Lpile. Lpilemerupakan suatu program komputer untuk menganalisis kapasitasperpindahan lateral dari tiang pancang yang dikembangkan secara numerik dan pertama kali didistribusikansecara komersial pada tahun 1987. Lpile 2015 menggunakan dua langkah analisis yang saling berhubungan untuk memberikan informasi tentang perilaku tiang yang diberi pembebananlateral.
Persamaan diatas menjadi dasar untuk beberapa program komputer, program tersebut antara lain COM624, Lateral Foundation, serta Lpile. Lpilemerupakan suatu program komputer untuk menganalisis kapasitasperpindahan lateral dari tiang pancang yang dikembangkan secara numerik dan pertama kali didistribusikansecara komersial pada tahun 1987. Lpile 2015 menggunakan dua langkah analisis yang saling berhubungan untuk memberikan informasi tentang perilaku tiang yang diberi pembebananlateral.
Beberapa
hal detail diperhitungkan pada program ini, antara lain
1. Jenis
tanah dapat berlapis (soil layer)
2. Jenis
ikatan tiang, yaitu free-end pile
(kepala tiang bebas) serta fixed-end pile
(kepala tiang terjepit)
3. Pembebanan
dapat berupa static atau cyclic
4. Parameter
tiang berupa jenis tiang, kedalaman, serta tingkat kekakuan
Hasil
keluaran program Lpile berupa p-y curve serta beberapa perilaku tiang
yang digambarkan dalam grafik, seperti hubungan antara beban dengan defleksi
yang terjadi pada setiap kedalaman, bending
moment, serta shear force yang
terjadi pada tiang tersebut.
Metode
p-y curve merupakan salah satu metode
penyelesaian untuk menganalisis kapasitas lateral tiang. Metode
inimendefinisikan hubungan beban lateral dan defleksi antara tanah dan tiang
yang digambarkan dalam p-y curve.
Sumbu-p adalah tahanan lateral tanah
persatuan panjang tiang dan sumbu-y adalah defleksi lateral tiang. Rumus dasar
dalam penyelesaian menggunakan metode p-y
curveditunjukkan pada persamaan (2.29) sebagai berikut:
dengan,
Ilustrasi
pembebanan lateral pada tiang disajikan pada Gambar 2.9, berdasarkan mekanisme
pembebanan menunjukkan tanah dianggap sebagai material non linier
Gambar
2.9 Ilustrasi pembebanan lateral pada tiang
(Prakash
and Sharma, 1990)
0 Komentar